Memang tidak dapat dinafikan, ketika ini hampir kesemua rakyat Malaysia tidak kira bangsa dan agama tertekan akibat tekanan hidup yang semakin menghimpit hari demi hari semenjak pandemik Covid-19 melanda dunia hampir dua tahun lalu. Ini ditambah pula dengan krisis politik yang semakin meruncing membuatkan hidup kita semakin memburuk.
Apa yang lebih menyedihkan, ada di antara kita sudah mula menyalahkan takdir dan menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada hari ini hinggakan ada yang sanggup mengambil jalan yang singkat untuk menamatkan riwayat sendiri atas alasan tidak tahan menanggung beban. Mengapa hal ini terjadi? Bukankah sebagai seorang Islam kita dianjurkan untuk bermuhasabah diri, kembali kepada al – Quran dan As – Sunnah sebagai panduan? Rasulullah SAW bersabda:
“Tiada seorang mukmin yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.” (HR Bukhari).
Ya, bukan mudah bagi seorang hamba Allah SWT untuk menerima sesuatu ujian, apatah lagi dengan ujian kehilangan. Tetapi kita harus memandang ini dari sudut positif. Mungkin kita ini terlampau leka hingga terlupa akan nikmat yang diberikan Allah SWT dan lupa untuk mengucapkan syukur. Jadi, Allah SWT datangkan ujian supaya kita selalu ingat akan kurniaan nikmat dariNya dan supaya kita kembali untuk mengingatiNya serta mentaati perintah-perintahNya. Dalam sebuah hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka dia (diuji) dengan suatu musibah.”
Oleh itu, sebagai umat Islam kita hendaklah sentiasa berfikiran positif, bermuhasabah diri dan bersangka baik terhadap setiap ujian yang Allah SWT berikan kepada kita. Siapa tahu, mungkin dengan ujian ini Allah SWT hendak menaikkan darjat kita ke satu aras yang lebih tinggi dengan kurniaan pahala yang tidak terhingga banyaknya.
Sumber: Berita Harian (22 Januari 2015)