Hizbut Tahrir merupakan gerakan Islam transnasional yang bergerak dalam dakwah dan politik (bukan sistem demokrasi). Hizbut Tahrir berjuang untuk mendirikan Khilafah Islamiyah bagi menggantikan sistem pemerintahan di muka bumi yang dikatakan tidak mengikut sistem politik Islam yang sepatutnya ditadbir berdasarkan syariat Islam. Hal ini kerana Hizbut Tahrir melihat kondisi umat Islam diseluruh dunia terus mengalami kemerosotan dan dikuasai oleh sistem pemerintahan sekular dan liberal dengan segala bentuk modernisasi Barat.
Perkembangan Hizbut Tahrir sebagai organisasi politik berideologi Islam dengan misi global perlu diberi perhatian sebagai isu internasional yang berpotensi mengancam kestabilan dan keamanan global. Hizbut Tahrir pada awal pembentukannya oleh Syekh Taqiuddin an-Nabhani cenderung menggunakan metod persuasif, jauh dari kekerasan apalagi tindakan terorisme untuk menjalankan misi utamanya. Namun, pada akhir 1980an struktur kepemimpinan Hizbut Tahrir yang beralih ke generasi muda merasa Hizbut Tahrir tidak progresif dalam upaya pencapaian misi utamanya iaitu Khilafah Islamiyah.
Ideologi transnasionalisme Hizbut Tahrir lebih merepresentasikan pergerakan “sentrifugalisme” Islam, di mana misi politiknya adalah menyatukan masyarakat Islam nasional dan lokal di seluruh dunia di bawah autoriti tunggal Khilafah Islamiyah. Doktrin tersebut diakui oleh para aktivis Hizbut Tahrir sebagai antitesis ideologi yang bersiap sedia untuk menandingi, bahkan menggantikan sistem politik sekularisma yang dijalankan di serata dunia. Ideologi Hizbut Tahrir ini sebenarnya adalah ideologi ekstremisme yang menyamai ideologi kumpulan ekstremis, radikal dan militan yang lain, yang menolak semua sistem yang digunakan hari ini yang dikatakan sistem jahiliyah dan sistem Barat yang tidak menurut Islam. Bahkan mereka juga mengkafirkan pemerintah negara Islam serta orang-orang Islam yang mengikut sistem pemerintahan demokrasi sekarang ini meskipun seluruh ulama dunia mengharuskan sistem demokrasi digunakan dalam pemerintahan negara.
Oleh itu, pihak bertanggungjawab perlu membuat langkah pencegahan dari awal supaya ideologi Hizbut Tahrir tidak terus berkembang. Meskipun pemimpin Hizbut Tahrir Malaysia sering mendakwa perjuangan mereka bukan menggunakan keganasan, ini tidak bermakna gerakan yang berideologi ekstrem ini tidak bahaya. Adalah tidak mustahil, jika mereka sudah merasakan mempunyai kekuatan nanti, gerakan ini akan ‘mengangkat senjata’ demi mencapai misi menegakkan Khilafah Islamiyah sebagai misi utama perjuangan mereka.
Sumber: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17/1 (2018), Universiti Riau
