Seharusnya bulan Ramadan ini adalah bulan untuk kita sebagai umat Islam bermuhasabah diri. Namun apa yang kita lihat pada Ramadan kali ini, begitu ramai sekali orang terutamanya umat Islam menggunakan platform media sosial mereka untuk memuat naik bahan atau content yang boleh dikatakan mengaibkan diri sendiri dan juga orang lain. Ada sesetengah video yang dimuat naik berkisarkan mengenai masalah rumah tangga, video tarian yang mengghairahkan dan bermacam-macam lagi content yang mengaibkan. Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah engkau kamu mengumpat orang-orang Islam dan jangan membuka aib mereka, (kerana) sesungguhnya orang yang membuka aib saudaranya yang muslim, maka Allah akan membuka aibnya. Dan siapa yang aibnya dibuka Allah, maka Dia akan membukanya sekalipun di dalam rumahnya.” (HR At – Tirmidzi).
Ketahuilah, sebenarnya Allah SWT telah menutup aib hamba-hambaNya agar tidak dapat dilihat oleh orang lain. Oleh itu, bersyukurlah andai Allah SWT telah memelihara cela pada diri kita dengan kuasaNya. Malangnya, entah mengapa masih ada segelintir orang yang tanpa segan-silu menjaja aib sendiri. Demikian juga ada yang tergamak membuka aib orang lain tanpa memikirkan impaknya kepada individu tersebut termasuk ahli keluarganya. Bukankah umat Islam diajar supaya tidak sewenang-wenangnya membuka aib sendiri apatah lagi aib orang lain?
Allah sangat membenci orang yang membuka aibnya sendiri dan juga aib orang lain. Amatlah berdosa menyakiti hati orang lain dengan menceritakan kelemahan mereka sehingga mereka dipandang hina. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyenangi tersebarnya perbuatan keji di kalangan orang-orang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui..” (QS An – Nur: 19).
Ingatlah, Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang sesama insan. Seorang Muslim diajarkan untuk menyuruh kepada yang makruf dan mencegah daripada yang mungkar, bukan mencela dan memburuk-burukkan orang lain yang terjerumus ke dalam kemaksiatan selagi dia tidak melakukannya secara terang-terangan dan dia bertaubat dengan kesalahannya. Jangan sampai kita mencela, menghina, dan sombong dengan menganggap diri kita lebih baik daripada orang lain. Seharusnya di bulan Ramadan ini kita memperbaiki diri kita sendiri seperti dalam sebuah hadis yang disabdakan oleh Rasulullah SAW yang bermaksud:
“Seorang Mukmin adalah cermin bagi Mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya.” (HR Bukhari).
Sumber: Kolum Hidayah, Berita Harian Singapura (9 September 2022).